Tuesday, September 13, 2016

TRAINING OF TRAINER PERLINDUNGAN ANAK DAN PERMPUAN



Dalam keluarga idealnya merupakan kehidupan yang dipenuhi dengan kehangatan, kasih sayang, dan sikap saling menghormati. Tetapi kenyataan saat ini memperlihatkan bahwa berbagai macam bentuk kekerasan di lingkungan ini sering terjadi baik kekerasan fisik, seksual, maupun emosional. Hal ini sering terjadi dan anggota yang menjadi korban kebanyakannya adalah perempuan dan anak- anak. Tindakan kekerasan ini tidak hanya kejadian tunggal, akan tetapi kadang terulang, terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama, tidak jarang perempuan dan anak – anak yang menjadi korban tindak kekerasan ini mengalami gangguan yang serius dan harus menjalani pengobatan dan perawatan dirumah sakit. Meskipun demikian, tindak kekerasan jenis ini adalah kekerasan yang sulit diungkap, dengan alasan diantaranya banyak pihak yang menganggap hal ini lumrah terjadi, dianggap sebagai masalah internal keluarga yang harus ditutupi, juga sering korban dan pelaku menutupi kejadian dengan alasan yang berbeda.

Rumah Sakit sebagai institusi yang dijadikan rujukan atau tempat untuk menangani gangguan kesehatan dari korban tindak kekerasan ini dapat lebih berperan dalam usaha diagnosis, kuratif atau bahkan rehabilitatif. Sehingga dalam suatu rumah sakit dibutuhkan tim yang dapat mengidentifikasi pasien perempuan dan anak – anak yang menjadi korban tindak kekerasan ini.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Perlindungan Anak dan Perempuan (TPAP) di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung mengadakan Training Of Trainer (ToT) yang berlangsung selama 2 hari pada tanggal 5-6 Agustus 2016 bertempat di Gedung B Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.

Dalam sambutannya Direktur Medik dan Keperawatan Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Dr. dr. Feti Karfiati, SpM(K), MKes berharap kegiatan TOT Perlindungan Anak dan Perempuan ini dapat memberikan pemahaman kepada peserta mengenai hak anak dan perempuan serta kebijakan mengenai perlindungan anak dan perempuan sehingga peserta dapat menyusun Standar Operasional Prosedur penanganan korban tindak kekerasan, khususnya bagi pasien Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.

No comments:

Post a Comment